Kamis, 26 November 2009

Skripsi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha sangat pesat dewasa ini sangat mempengaruhi aktivitas suatu badan usaha dalam mencapai tujuan usaha. Tujuan usaha pada umumnya adalah mendapatkan laba yang maksimal untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu badan usahanya.
Wujud dari aktiva tetap pada dasarnya adalah barang-barang fisik yang dimiliki perusahaan untuk memperlancar proses produksi atau untuk menyediakan jasa bagi perusahaan dalam kegiatan nomal perusahaan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tetap mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. oleh sebab itu, maka perlu diadakan suatu metode pengalokasian yang sistematik dan rasional atas biaya aktiva tetap tersebut selama taksiran umur ekonomisnya, Pengalokasian biaya ini disebut dengan penyusutan.
Masalah pengalokasian biaya merupakan masalah yang penting, karena mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh suatu badan usaha. Apabila suatu badan usaha menggunakan metode penyusutan aktiva tetap suatu yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, maka akan mempengaruhi pendapatan yang dilporkan setiap periode akuntansi. Selain itu juga akan mempengaruhi nilai dari aktiva itu sendiri, oleh karena itu diperlukan evaluasi terhadap aktiva tetapnya.
Kebijakan aktiva tetap harus sesuai dengan kondisi perusahaan dan gambaran yang wajar mengenai hasil operasi perusahaan yang akan mempengaruhi kewajaran dalam laporan keuangan perusahaan tersebut secara keseluruhan.
Bagaimana telitinya suatu perusahaan memperkirakan atau membuat proyeksi perkiraan laba-rugi, hasil sebenarnya sering berbeda dari apa yang semula diperkirakan. Demikian pula mungkin terjadi perbedaan biaya penyusutan sangat penting untuk mengetahui sebab-sebab perubahan yang terjadi baik yang menguntungkan maupun yang merugikan sehingga dapat diambil tindakan seperlunya. Pada umumnya nilai ekonomis suatu aktiva tetap akan mengalami penurunan yang disebabkan pemakaian dan kerusakan karena faktor ekonomis dan teknis. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan masalah pada biaya reparasi, dan pemeliharaan apakah relatif konstan sepanjang umur aktiva tetap atau semakin meningkat. Karena itu pihak manajemen harus berhati-hati dalam menetapkan kebijakan yang menetapkan jumlah pengeluaran biaya (revenue expediture ) sebaliknya pengeluaran minimal untuk aktiva di atas jumlah minimal yang dikapitalisasikan sebagai pengeluran modal ( Capital Expenditure).
PT. Penyeberangan Munawar adalah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi laut. Lokasi dari perusahaan ini berada di daerah Lombok Timur tepatnya di Labuhan Lombok.
Awal berdirinya perusahaan ini adalah didirikan pada tahun 1980, pada waktu itu jumlah kapal yang beroperasi terlalu sedikit sehingga direktur perusahaan ini membuat kapal pada tahun 1981 yang diberinama Kapal Munawar 1, Pada saat itu Kapal Munawar 1 ini masih tradisional yaitu berbentuk kapal kayu. Mengingat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan dibidang IPTEK semakin meningkat dan berkembang diwilayah timur maka dibuatlah Kapal Munawar 2 pada tahun 1983. Pada periode 1983 -1989 direktur perusahaan yang dipimpin oleh H. Hasan Hudi berkembang dan terus maju dalam bidang jasa transportasi laut, maka ketentuan pemerintah direktorat perhubungan laut, kapal-kapal kayu yang ada di Lombok harus diganti dengan kapal baja. Sehingga perusahaan ini pada waktu itu menjalin kerjasama dengan PT.PANN selaku penyandang dana membangun kapal baja, maka terlaksanalah 1 unit kapal baja pada tahun 1991 dan beroperasi pada tahun 1992 dengan nama KMF Kapal Munawar Ferry dengan panjang kapal 45 meter dan lebar 38 meter pada periode ini perusahaan dipimpin oleh Drs. Ismail Hasan.
Dan pada tahun 2006 penambahan jumlah aktiva telah direalisasikan yakni pembelian aktiva tetap yakni 1 unit kapal baja yang diberi nama kapal Munawar Lestari dan kapal ini beroperasi pada bulan maret 2007.
Dalam upaya mendukung kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan dalam hal menentukan kebijakan metode penyusutan aktiva tetap, diperlukan suatu kontribusi dari semua kalangan baik pemerintah dan swasta. Karena metode penyusutan merupakan salah satu pos dalam laporan keuangan yang mempunyai efek secara langsung mempengaruhi besar kecilnya laba yang dihasilkan perusahaan. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam hal menentukan kebijakan metode penyusutan yang diterapkan oleh perusahaan, diperlukan suatu analisis terhadap kebijakan metode penyusutan aktiva tetap tersebut.
Tabel 1 : Daftar Aktiva Tetap Pada PT. Penyeberangan Munawar
No Nama
Aktiva Tahun perolehan
1 Tanah 1992
2 Bangunan :
-Bangunan Kantor
-Bangunan Garasi/gudang
1992
1992
3 Kapal :
-Kapal L-K 350 BRI type ferry Ro-Ro
1992
4 Kendaraan :
-Kendaraan Kijang
-Kendaraan Kijang
-Honda Grand Astra
2002
2006
1992
5 Inventaris Kantor :
-Pemeliharaan Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Pemeliharaan Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Perlengkapan Kapal
-Pemeliharaan Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Pemeliharaan Alat-alat Kerja Kantor
-Pemeliharaan Alat-alat Kerja Kantor
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Biaya Peralatan dapur
-Biaya Pemeliharaan alat-alat kerja kantor
-Biaya kesehatan ABK
-Tambahan Inventaris alat kerja kantor
-Tambahan inventaris perlengkapan kapal
1992
1992
1992
1998
1998
1999
1999
1999
2000
2000
2000
2001
2001
2001
2002
2002
2002
2003
2003
2003
2005
2006
Sumber : Data skunder
Daftar aktiva tetap pada tabel diatas merupakan gambaran umum yang memperlihatkan mengenai keadaan dari aktiva tetap yang dapat dicapai perusahaan selama ini. Oleh karena itu penulis meneliti bagaimana perusahaan menerapkan pencatatan alokasi penyusutan aktiva tetap dalam laporan keuangan termasuk adakah perbedaan yang signifikan antara metode yang diterapkan perusahaan dengan metode alternatif lainnya.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah metode penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh perusahaan ?
2. Adakah perbedaan yang signifikan antara biaya penyusutan yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan kebijakan metode penyusutan aktiva tetap saldo menurun, garis lurus, angka tahun, pada PT. Penyeberangan Munawar di Labuhan Lombok?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui metode penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh perusahaan.
2. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara biaya penyusutan yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan kebijakan metode penyusutan aktiva tetap saldo menurun, garis lurus, angka tahun, pada PT. Penyeberangan Munawar di Labuhan Lombok.



1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara Lain:
1. Secara akademik digunakan sebagai bahan dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah syarat dalam mencapai kebulatan studi program strata satu (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi amm (STIE AMM) Mataram.
2. Secara teoritis Penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan atau menerapkan ilmu ekonomi, khususnya dalam bidang akuntansi.
3. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi pimpinan pada perusahaan PT. Penyeberangan Munawar di Labuhan Lombok didalam kegiatan operasional selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka
Andy Harom Nugroho ( 2006 ) dengan penelitian yang berjudul “ Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan” permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah metode penyusutan aktiva tetap yang diterapkan pada perusahaan dan bagaimanakah pengaruh metode tersebut terahadap laba sehinggga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode penyusutan aktiva tetap dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Untuk memecahkan masalah tersebut peneliti menggunakan metode yang ada dan uji statistik yaitu rata-rata pendapatan,simpangan baku dan uji hipotesis T test satu sampel yang bertujuan untuk menguji apakah data yang didapat relatif konstan atau tidak. Sedangkan untuk mengukur kuat atau tidaknya hubungan antara metode penyusutan dengan laba, maka dilakukan perhitungan dengan jalan menghitung prosentase antara keadaan perusahaan sebenarnya dengan kreteria yang ditetapkan. Dan hasil dari interprestasi data yang dilakukan penulis bahwa metode penyusutan aktiva tetap yang berbeda tidak berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya laba.
Hasil dari keseluruhan metode yang ada, metode penyusutan garis lurus yang diterapkan perusahaan sangat tepat, hal ini terlihat dari hubugan yang sangat sesuai dengan kondisi perusahaan.
Mirtsa Kamilawati ( 2003 ) Melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Penilaian Aktiva Tetap Berwujud Pada Perusahaan Genteng Kurnia di Kecamatan Embulu Jember “. Permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah apakah aktiva tetap yang dimiliki perusahaan telah disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah aktiva tetap yang dimiliki perusahaan telah disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Metode analisa data yang dilakukan penulis adalah dengan analisa komperatif cara ini digunakan untuk membandingkan antara perlakuan akuntasi aktiva berwujud yang dilakukan perusahaan dengan perlakuan akuntansi aktiva berwujud ditinjau dari prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Langkah-langkah yang digunakan adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan, dan menyusun laporan keuangan yang berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Dan hasil analisa data dalam penelitian tersebut adalah selama ini melakukan pencatatan data akuntansi secara manual dan komputerisasi, sedangkan sistem yang dianut adalah sitem acrual basic yaitu pengukuran aktiva dan kewajiban serta perubahan saat terjadinya transaksi. Serta penilian akuntansi aktiva tetap berwujud sangat sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan dimana setelah dilakukan koreksi atas harga perolehan aktiva tetap berwujud bertambah menjadi sebesar Rp 167.845.000 dari Rp 159.950.000.
Singgih Girianto ( 2001 ) melakukan penelitian yang berjudul “ Evaluasi Aktiva Tetap Pada PT. Lendang Karun ( Epress Taxi ) “ permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah penambahan jumlah taksi yang dilakukan oleh perusahaan layak bila ditinjau dari kriteria investasi. Metode analisa data yang dilakukan oleh penulis adalah payback periode method, net present value method, internal rate of return, accounting rate of return method.
Dan hasil dari penelitian ini adalah investasi layak untuk dilaksanakan karena payback periode dari investasi yang dimasukkan jarak waktunya lebih singkat atau lebih pendek dari waktu kembalinya investasi yang ditetapkan oleh perusahaan selam 3 tahun kemudian. Dari perhitungan net present value dapat diputuskan bahwa investasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat diterima hal ini dikarenakan dari evaluasi dengan net present value adalah positif. Dilihat dari internal of return dapat diketahui bahwa penambahan armada taksi sebanyak 12 unit.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Kebijakan
Pengertian kebijakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:55 ) adalah sebagai berikut “ Rangkaian konsep dan asas yang terjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak “.
2.2.2 Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan salah satu alat yang penting dan pokok dalam suatu perusahaan terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang kegiatannya melakukan proses produksi, dan bidang yang lainnya karena pada perusahaan jenis tersebut jenis aktiva tetap merupakan tulang punggung bagi aktivitas perusahaan sehari-hari. Aktiva tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan dan dimaksudkan untuk tidak diperjualbelikan .
Pengertian aktiva tetap menurut standar akuntansi keuangan PSAK No 16 ( 2002 : 16 ) adalah sebagai berikut :
“ Aktiva tetap adalah aktiva berwujud ynag diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahul, yang dipergunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan masa manfaat lebih dari satu ( 1 ) tahun.
Sedangkan menurut Dedhy Sulistiawan dkk ( 2006 : 127 ) mengemukakan definisi aktiva tetap sabagai berikut :
“ Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibagun lebih dahulu, aktiva ini digunakan dalam operasi perusahaan tidak untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan masa manfaatnya lebih dari satu tahun.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa aktiva tetap adalah harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan oprasional perusahaan yang umumnya labih dari satu tahun ( 1 ) satu periode akuntansi.
2.2.3 Karateristik Aktiva Tetap
Menurut Dedhy Sulistiawan dkk ( 2006 : 127 ) mengemukakan bahwa aktiva tetap memiliki karateristik khusus sebagai yaitu :
1. Dipergunakan untuk oprasional perusahaan dan tidak untuk dijual seperti tanah dan bangunan yang ditempati untuk kantor adaministrasi perusahaan merupakan aktiva tetap berwujud.
2. Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau satu siklus operasi normal, tergantung mana yang lebih panjang. Aktiva berwujud dapat memberikan manfaat selama beberapa tahun sehingga nilai perolehan dari aktiva tetap berwujud tidak boleh dibebankan semuanya pada saat perolehan, namun akan dibebankan selama periode manfaat tersebut dalam bentuk penyusutan.
3. Memiliki bentuk fisik ini untuk membedakan dengan aktiva tak berwujud.
4. Nilai material aktiva berwujud ini umumnya memiliki nilai yang cukup material. Namun, ada beberapa yang memiliki ketiga karakteristik tersebut tetapi nilainya tidak material sehingga dengan pertimbangan biaya manfaat tidak diakui sebagai aktiva tetap berwujud tetap suplai bahan habis pakai.

Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 589 ) mengemukakan bahwa aktiva tetap memiliki karateristik khusus, yaitu :
1. Aktiva tetap merupakan barang-barang fisik yang dimiliki untuk memperlancar atau mempermudah produksi barang-barang lain atau untuk menyediakan jasa bagi perusahaan atau para pelanggan dalam kegiatan normal perusahaan.
2. Semua aktiva tetap memiliki usia terbatas, pada akhirnya usia harus dibuang atau diganti. Usia ini dapat merupakan estimasi jumlah tahun yang didasarkan pada pemakaian yang timbul oeh unsur-unsurnya.taru dapat bersifat variabel, tergantung pada jumlah penggunaan dan pemeliharaan.
3. Nilai aktiva tetap berasal dari kemampuannya untuk mengesampingkan pihak lain dalam mendapatkan hak-hak yang sah atas penggunaannya dan bukan dari pemaksaan suatu kontrak.
4. Nilai aktiva tetap seluruhnya bersifat non moneter, manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa dan bukan dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahnya menjadi sejumlah uang tertentu.
5. pada umumnya jasa yang diterima dari aktiva tetap meliputi suatu periode yang lebih panjang dari satu tahun atau lebih dari satu siklus operasi perusahaan.

Pada umumnya aktiva tetap yang ada di perusahaan dimaksudkan dalam menunjang atau mendukung operasi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dari suatu periode dan bukan dimaksudkan untuk dijual kembali. Aktiva tetap mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun, akan tetapi adakalanya suatu aktiva tidak diklasifikasikan sebgai aktiva tetap. Hal ini disebabkan aktiva tetap tersebut sisa manfaatnya kurang dari satu tahun siklus operasi perusahaan.
Aktiva tetap sering dikatakan suatu bagian utama dari perusahaan dimana investasi yang ditanamkan dalam aktiva tetap ini sangat berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu perlu pertimbangan yang menyeluruh terhadap aktiva ini, baik pengendalian, pemeliharaan, dan alokasi dari manfaat aktiva tetap tersebut karena akan membawa pengaruh jangka panjang terhadap perusahaan.
2.2.4 Klasifikasi Aktiva Tetap
Menurut Sofyan Safri Harahap ( 2002: 22 ) mengemukakan bahwa aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut sebagai berikut :
1. Sudut subtansi yaitu tangibel asset atau aktiva berwujud dan intangibel asset atau aktiva yang tidak berwujud
2. Sudut disusutkan atau tidak yaitu depreciated plant asset atau aktiva yang disusutkan dan undepreciated plant asset atau aktiva yang tidak disusutkan.
3. Berdasarkan jenis yaitu lahan, bangunan gedung, mesin, kendaraan, perabot, inventaris atau peralatan dan prasarana.

Menurut Zaki Baridwan ( 2000 : 287 ) menjelaskan sebagai berikut :
“ Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk, seperti :
1. Tanah atau lahan
Yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat banguna maupun yang masih kosong, dalam akuntansi apabila ada lahan atau tanah yang didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri. Khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai guna.
2. Bangunan Gedung
Gedung merupakan bangunan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas lahan atau air, pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung ini.
3. Mesin
Termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari perusahaan yang bersangkutan.
4. Kendaraan
Semua jenis kendaraan seperti : alat pengangkutan, truck, tractor, kendaraan roda dua dan lainnya.
5. Perabot
Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboraturium, perabot pabrik yan g merupakan isi dari suatu bangunan.
6. Iventaris atau peralatan
Peralatan yang dianggap merupakan alat besar yang dipergunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik dan lain-lain.
7. Prasarana
Di indonesia adalah merupakan kebiasaaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khsusus prasarana seperti jalan, jembatan, pagar, dan lain-lain

2.2.5 Perolehan
Suatu aktiva tetap berwujud akan dicatat sebesar biaya perolehannya. (historical cost ). Yang dimaksud dengan biaya perolehan meliputi setiap biaya yang dapat diartikan secara langsung untuk membuat aktiva tersebut berada dalam kondisi siap digunakan.
Beberapa contoh biaya yang dapat diartikan secara langsung selain nilai beli aktiva tersebut adalah biaya persiapan tempat, biaya pengiriman, biaya simpan dan bongkar muat dan lain-lain.
Demikian pula aktiva tetap berwujud berupa tanah. Adapun biaya perolehan tanah baik yang diperoleh dalam kondisi siap pakai atau diperoleh untuk disempurnakan sampai siap pakai. Menurut PSAK 47, IAI 2004 :
a. Harga taransaksi pembelian tanah temasuk tanaman, prasarana , bangunan diatasnya yang arus dibeli kemudian dimusnahkan
b. Biaya kontruksi atau pembuatan tanah, biala lahan tanah diciptakan
c. Biaya ganti rugi penghuni ,biaya relokasi.
d. Biaya komisi perantara jual beli tanah
e. Biaya pinjaman terkapitalisasi ke dalam tanah
f. Biaya pematangan tanah.

1. Pembelian secara tunggal
Akutansi untuk pembelian secara tunggal bersifat sederhana
2. Pembelian secara Gabungan
Hal ini jika perusahaan membeli beberapa aktiva tetap berwujud, dengan satu nilai , misalnya membelli gedung pabrik berserta mesin dan peralatan yang senilai RP milyar hal ini menimbulkan masalah dalam mengalokasikan biaya perolehan untuk setiap jenis aktiva yang dibeli.
3. Pertukaran dengan aktiva non moneter ( Trade in )
Akuntansi untuk pertukaran aktiva non moneter dibedakan berdasarkan apakah aktiva yang dipertukarkan sejenis atau tidak. Aktiva sejenis adalah aktiva serupa yang memiliki fungsi yang serupa dalam bidang usaha yang sama, sekaligus dengan nilai wajar serupa. perlakuan akuntansi dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Akuntansi untuk pertukaran aktiva yang tidak sejenis, kondisi laba atau rugi
b. Akuntansi untuk pertukaran aktiva yang sejenis kondisi rugi dan
c. Akuntansi yang sejenis kondisi laba dengan diterimanya kas atau tidak


4. Sumbangan
Kadangkala perusahaan memproleh akativa tetapnya dari sumbangan. Jika komponen biaya historis diterapkan secara ketat, maka aktiva tetap tersebut akan dicatat dengan nilai nol atau hanya sebesar biaya lain yang terjadi berkaitan dengan aktiva tetap tersebut seperti biaya balik nama yang besarnya tidak menceminkan nilai aktiva tersebut secara wajar. Namun, praktik akuntansi yang lazim dan sesuai dengan PSAK 16 adalah mengakui bahwa aktiva tersebut sebesar nilai wajarnya. Terdapat dua pendekatan untuk mencatat sisa kredit atas perolehan aktiva tetap ini, yaitu diakui sebagai modal donasi seperti di PSAK 16 atau sebagai pendapatan sumbangan seperti FSAB.
4. Pembuatan sendiri
Kadangkala perusahaan membuat sendiri aktiva tetapnya, seperti membangun gedung pabrik sendiri atau merancang dan merakit sendiri mesin produksinya. Dalam hal ini nilai aktiva tetap tersebut memasukkan semua biaya yang terjadi untuk membuat aktiva tetap tersebut dalam kondisi siap pakai atau digunakan. Biaya yang dimasukkan meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik, termasuk biaya tenaga kerja ahli yang digunakan.
Dalam pembuatan sendiri aktiva tetap biasanya membutuhkan dana yang cukup besar sehingga memerlukan dana tambahan dari pihak ketiga. Biaya atas pinjaman yang dapat didistribusikan secara langsung dengan aktiva tertentu harus dikapitalisasikan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva tersebut. Hal ini sesuai dengan PSAK 26 biaya pinjaman ( IAI,2004 ). Untuk menghitung beberapa biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasikan harus diperhatikan tiga hal sebagai berikut ;
1. Aktiva yang memenuhi syarat kapitalisasi biaya pinjaman adalah aktiva yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk dipergunakan sesuai dengan tujuannya.
2. Periode kapitalisasi adalah periode dengan biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasikan. Kapitalisasi dimulai pada saat :
a. Pengeluaran untuk membangun aktiva tersebut telah mulai dilakukan
b. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pembangunan atau memproduksi aktiva tersebut sedang berlangsung
c. Biaya pinjaman sedang terjadi
2.2.6 Pengeluaran-Pengeluaran Setelah Perolehan
Pengeluaran-pengeluaran selama masa ekonomis suatu asset biasanya tetap dilakukan, meskipun telah diperoleh dan dioprasikan dalam proses pembentukan pendapatan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut menurut Standar Akuntansi keuangan PSAK No. 16 ( 2001 : 165 ) adalah sebagai berikut :
1. Mempertahankan kesinambungan kerja
2. Mengubah masa manfaat ( umur ekonomis )
3. Meningkatkan kapasitas dan atau efisiensi
Pengeluaran tersebut meliputi :
1. Reparasi dan pemliharaan
2. Perencanaan kembali
3. Penggantian
4. Penambahan dan perbaikan
Dalam praktek sangat sulit menentukan pengeluaran mana yang dianggap pengeluaran biaya ( Revenue Expenditure ) dan pengeluaran modal (Capital expenditure ) , untuk mengatasi kesulitan ini dalam akuntansi diberikan beberapa pedoman bagaimana untuk membedakannya. Menurut Sofyan Safri Harahap (2002 : 48) Pedoman itu adalah sebagai berikut :
1. Pengeluaran
Jika pengeluaran itu tidak dianggap menambah harga pokok dalm arti bahwa biaya itu harus dibebankan ke perkiraan laba rugi maka pengeluaran itu dianggap sebagai Revenue Expenditure. Sebaliknya jika pengeluaran itu menambah harga pokok aktiva yang bersangkutan dalam arti pengularan itu dikapitalisir maka pengeluaran dianggap Capital Expenditure. Jika pengeluaran itu dianggap capital expenditure maka hal ini berarti bahwa pembebanan keperkiraan laba rugi tidak sekaligus tetapi ditangguhkan dan akan dialokasikan melaluai pembebanan biaya penyusutan selama masa penggunaanya.
2. Reparasi dan Pemeliharaan
Diperlukan untuk mempertahankan aktiva agar tetap dalam kondisi yang baik. Pemeliharaan (Maintenence) dilakukan jika tidak terjadi kerusakan, sedangkan perbaikan ( repair ) dilakukan jika terjadi kerusakan pada kativa pengeluaran semacam ini biasanya berulang-ulang dan tidak akan meningkatkan manfaat aktiva maupun memperpanjang umurnya. Jadi pengeluaran ini akan dibebankan sebagai beban (expanse) tahun berjalan. Karena pada umumnya pemeliharaan ini bersifat biasa (ordinary) dan berulang dan tidak menambah umur ekonomis asset yang bersangkutan maka pengeluaran ini dicatat sebagai Revenue Expenditure. Bila pengeluaran bersifat biasa (ordinar ) dan hanya mempunyai manfaat hanya pada periode berjalan diperlukan sebagai revenue expenditure tapi bila bersifat luar biasa (extradinary ) dan menambah umur ekonomis.
3. Perencanaan Kembali
Merupakan pengeluran yang ditujukan untuk menata kembali peralatan diperoleh tingkat yang lebih tinggi. Bila pengeluaran mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi diperlukan sebagai Capital Expenditure. Bila pengeluaran ini mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau kurang, diperlukan sebagai Revenue Expenditure.
4. Penggantian
Penggantian adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva tetap dengan unit yang baru yang mempunyai tipe yang sama. Penggantian bagian-bagian yang biasanya cukup besar akan membuat harga perolehan bagian tersebut dihapuskan dari perkiraan aktiva dan diganti dengan harga perolehan yang baru. Begitu juga dengan akumulasi penyusutan untuk bagian yang diganti akan turut dihapuskan.
2.2.7 Pengertian Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan atau depresiasi merupakan suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk mengalokasikan cost atau nilai lain aktiva, selama masa ekonomisnya dengan cara sistematis dan rasional.
Menurut Standar Akuntansi keuangan dalam PSAK No. 17 ( 2002:16 ) adalah :
“ Penyusutan adalah alokasi sitematik jumlah yang didapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat “
Menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam PSAK No. 17 ( 2002:17 ) adalah :
“ Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :
a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari 1 ( satu ) periode akuntansi
b. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas
c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa,untuk disewakan dan tujuan administrasi.
Masa manfaat adalah :
a. Periode suatu aktiva yang diharapkan digunakan oleh perusahaan atau
b. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan “

Begitu juga yang dikemukakan oleh Zaki Baridwan ( 2000: 307 ) bahwa :
“ Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi “

Pembebanan penyusutan merupakan suatu pengukuran terhadap penurunan nilai ekonomis suatu aktiva tetap. Perbedaan pengukuran penyusutan sebagai beban ( expanse ) pada umumnya adalah bahwa penyusutan merupakan beban yang tidak melibatkan pengeluaran kas ( non Cash expanse ). Pengorbanan sumber ekonomis atau kas terjadi pada saat perolehan aktiva dan jumlah inilah yang merupakan jumlah nilai yang dialokasikan sebgai beban penyusutan selama umur ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.



2.2.8 Faktor yang Mempengaruhi dalam Menentukan Penyusutan
Menurut Zaki Baridwan (2000:307) ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan penyusutan yaitu :
1. Harga perolehan ( cost )
Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat dipergunakan.
2. Nilai Sisa ( residu )
Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah dapat dipergunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual atau menukarkannya.
3. Taksiran umur kegunaan ( masa manfaat )
Taksiran umur kegunaan suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan–kebijakan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau jam kerjanya. Dalam menaksir umur.

2.2.9 Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Memilih Metode Penyusutan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih metode penyusutan menurut Eldon S. Hendriksen yang dialihbahasakan oleh Marianus Sinaga (2000 : 98 ) sebagai berikut :
1. Hubungan antara penurunan nilai aktiva dengan penggunaan dan waktu.
a. Nilai waktu menurun karena fungsi penggunaan dan bukan sebagai fungsi terlewatnya waktu, gunakan metode beban variabel.
b. Manfaat mendatang akan menurun sebagai suatu fungsi waktu ketimbang sebagai fungsi penggunaan, digunakan metode garis lurus.
2. Pola biaya reparasi dan pemeliharaan
3. Biaya reparasi dan pemeliharaan relatif proporsional terhadap penggunaan, gunakan metode beban variabel.
a. Biaya reparasi dan pemeliharaan relatif proporsional terhadap penggunaan, gunakan metode beban variabel.
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan relatif bersifat konstan sepanjang usia aktiva, gunakan metode garis lurus.
c. Biaya reparasi dan pemeliharaan meningkat, gunakan metode beban menurun.
4. Kemungkinan perubahan dalam pendapatan perusahaan terhadap penggunaan aktiva
a. Pendapatan bersifat proporsional terhadap penggunaan, gunakan metode beban variabel.
b. Pendapatan relatif konstan sepanjang usia aktiva, gunakan metode garis lurus.
c. Pendapatan bersifat konstan atau meningkat sepanjang usia aktiva, gunakan metode beban meningkat.
d. Pendapatan menurun atau ketidakpastian mengenai pendapatan selama tahun-ketahun belakangan, gunakan metode beban menurun.
5. Tingkat efisiensi operasi kativa yang bersangkutan
a. Efisiensi operasi relatif konstan sepanjang usia aktiva, gunakan metode garis lurus.
b. Efisiensi operasi bersifat konstan atau meningkat sepanjang usia aktiva, gunakan metode beban meningkat.
c. Efisiensi operasi menurun sepanjang usia aktiva, gunakan metode beban menurun.

2.2.10 Metode Penyusutan
Untuk mengalokasikan biaya aktiva tetap ke periode-periode yang memperoleh manfaat terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, metode yang digunakan hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan mempengaruhi aktiva tersebut, metode yang baik untuk perusahaan yang satu belum tentu cocok di pergunakan di perusahaan ini.
Zaki Baridwan ( 2000:310 ) mengemukakan beberapa metode penyusutan diantaranya :
A. Metode Garis Lurus ( Straight line Method )
HP-NS
D = n

B. Metode Jam Jasa ( Service Hours Method )
HP-NS
D/ jam = n
C. Metode Hasil Produksi ( Reducing Charge Method )
• Jumlah angka Tahun ( Sum of the years –digits Method )
Jumlah angka tahun =

• Saldo Menurun ( Decining Balance Method )
T =1 -
Soemarso (2002:31 ) menyatakan bahwa para prakteknya terdapat empat metode yang sering digunakan yaitu :
a. Metode garis lurus ( straight-line method )
Biaya peyusutan = tarif Penyusutan x dasar penyusutan
Dasar penyusutan = HP-NS
b. Metode Unit Produksi ( unit of production method )
Produksi Aktual
Tarif penyusutan = Kapasitas Produksi
Biaya penyusutan = tarif penyusutan x dasar penyusutan
Dasar penyusutan = HP-NS
c. Metode Saldo menurun ( declining balance method )
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Nilai buku awal periode
d. Metode jumlah angka tahun ( sum of the year digits )
Biaya peyusutan = tarif Penyusutan x dasar penyusutan
Dasar penyusutan = HP-NS
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan ( 2002:173 ) mengemukakan bahwa :
“ Jumlah yang dapat disusutkan dialokasi ke setiap periode akuntansi selam masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode Manapun yang dipilih , konsistensi tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode”

Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat di kelompokkan menurut kriteria berikut :
1. Berdasarkan waktu
a. Metode garis lurus ( Straigh line method )
b. Metode pembebanan yang menurun :
1. Metode jumlah angka tahun ( sum of year digits )
2. Metode saldo menurun atau saldo menurun ganda ( declining atau double declining balance method )
2. Berdasarkan pengeluaran
a. Metode jam jasa ( service hour method )
b. Metode jumlah unit produksi ( produtive ouput method )
3. Berdasarkan kriteria lainnya
a. Metode berdasarkan kelompok ( group and composit method )
b. Metode anuitas ( anuity method )
c. Sistem persediaan ( inventary method )
Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan sebagai berikut :
1. Metode Garis Lurus ( straight line Method )
Metode ini paling banyak digunakan karena kesederhanaannya. Dengan metode ini harga perolehan dialokasikan sejalan dengan berlalunya waktu dan mengkui beban periodik yang sama besar selama usia manfaat harta. Penyusutan dengan metode ini merupakan pendekatan cost ( cost approach ), artinya terdapat 3 hal yang penting dalam metode penyusutan garis lurus yaitu:
a. Beban penyusutan adalah sama setiap tahun
b. Akumulasi penyusutan meningkat setiap bulan
c. Nilai tercatat atas nilai buku ( carrying value ) menurun secara seragam sampai mencapai nilai sisa.
Metode ini digunakan berdasarkan sebagai asumsi sebagai berikut :
a. Tidak terdapat pengaruh keusangan
b. Metode ini menganggap bahwa nilai aktiva tetap mengalami penurunan nilai dengan berlalunya waktu
c. Pola biaya reparasi dan pemeliharaan selatif konstan setiap bulannya
d. Tingkat efisiensi operasi relatif konstan setiap tahunnya
e. Pendapatan atau arus kas bersih yang bisa dicapai dengan menggunakan aktiva yang baik tersebut jumlahnya konstan selama umur aktiva.
2. Metode Jumlah Angka Tahun ( Sum of the year Digit Method )
Metode ini mengalokasikan penyusutan berdasarkan jumlah pecahan selama masa manfaat ekonomis yang sebanding secara baik yang akan menghasilkan jumlah pembebanan berkala yang makin menurun dari masa ke masa.
Metode ini berdasarkan asumsi sebagai berikut :
1. Metode ini menetapkan biaya penyusutan tinggi pada tahun-tahun pertama dari pemakaian aktiva dan beban penyusutan untuk tahun-tahun berikutnya semakin menurun ( berdasarkan berlalunya waktu ).
2. Pengaruh keusangan yang relatif cepat
3. Efisiensi operasi semakin menurun yang menyebabkan naiknya biaya operasi lainnya, sedangkan turunnya efisiensi berakibat pada pemakaian bahan bakar, bahan baku, tenaga kerja yang leblih banyak.
4. Beban reparasi dan pemeliharaan meningkat.
5. Kontribusi pendapatan yang menurun atau ketidakpastian mengenai pendaptan selama tahun-tahun belakangan.
3. Metode Saldo Menurun
Metode ini mengalokasikan penyusutan berdasarkan presentase umur ekonomisya terhdadap nilai buku ( bukan cost ) aktiva yang bersangkutan (book value aproach ) sehingga menghasilkan jumlah penyusutan yang menurun. Metode ini digunakan berdasarkan asumsi sebagai berikut :
a. Metode ini menetapkan biaya penyusutan yang tinggi pada tahun-tahun pertama dari pemakaian aktiva dan beban penyustan untuk tahun-tahun berikutnya semakin menurun ( berdasarkan berlalunya waktu )
b. Efisiensi operasi semakin menurun yang menyebabkan naiknya biaya operasi lainnya, sedangkan turunnya efisiensi berakibat pada pemakaian bahan bakar, bahan baku, dan tenaga kerja yang lebih banyak.
c. Beban reparasi dan pemeliharaan meningkat
d. Kotribusi pendapatan yang menurun atau ketidakpastian mengenai pendapatan selama tahun-tahun belakangan.
4. Metode Saldo Menurun Ganda
Metode ini mengalokasikan penyusutan berdasarkan presentase umur ekonomis terhadap nilai buku ( bukan cost ) aktiva yang bersangkutan, sehingga menghasilkan pembebanan penyusutan yang menurun.
Dasar yang digunakan untuk menghitung penyusustan dengan menggunakan metode ini adalah presentase penyusutan dengan menggunakan metode ini adalah presentase penyusutan dengan cara garis lurus, prosentase ini dilakukan dua dan setiap tahunnya dikalikan dengan nilai buku aktiva tetap.

5. Metode Jam Jasa
Alokasi harga perolehan didasarkan pada jam perbaikan aktiva. Pembelian aktiva merupakan pembebanan sejumlah jam pemakaian langsung. Metode ini menetapkan umur ekonomis suatu asset dalam satuan jam pemakaian (service hours ). Harga perolehan yang disusutkan dibagi dengan taksiran jam pemakaian merupakan tarif penyusutan untuk setiap jam pemakaian aktiva tersebut.
Metode ini digunakan berdasarkan asumsi sebagai berikut :
a. Nilai aktiva tetap menjadi berkuran karen penggunaan aktiva tetap dan bukan karena belalunya waktu.
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan bersifat proporsional terhadap penggunaan
c. Tingkat efisiensi operasi bersifat proporsional terhadap penggunaan, misalnya bahan bakar atau bahan baku yang berfluktasi jumlahnya.
d. Pendapatan bersifat proporsional terhadap penggunaan aktiva
e. Pendapatan berifat proporsional terhadap penggunaan aktiva
6. Metode Jumlah Unit Produksi
Dalam metode ini jumlah unit, tarif penyusutan dihitung setiap satuan (unit) output yang dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Pada metode ini penyusutan periodik dibebankan sebagai aktiva yang berfluktuasi jumlahnya, sebanding dengan perubahan jumlah output yang dihasilkan.
Metode ini digunakan berdasarkan asumsi sebagai berikut :
a. Nilai aktiva tetap menjadi berkurang karena penggunaan aktiva tetap dan bukan karena berlalunya waktu
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan bersifat proporsional terhadap penggunaan
c. Tingkat efisiensi operasi bersifat propoorsional terhadap penggunaan, misalnya bahan bakar atau bahan baku yang berfluktuasi jumlahnya
d. Pendapatan bersifat proporsional terhadap penggunaan aktiva
7. Metode Berdasarkan Jenis dan Kelompok
Group defreciation adalah suatu prosedur penyusutan aktiva tetap secara per kelompok. Jika terdapat kelompok aktiva tetap sejenis dibeli pada saat yang sama dan diperkirakan mempunyai umur ekonomis yang sama, menghitung penyusutan secara individual merupakan hal yang praktis maka sebaiknya kita gunakan metode secara kelompok.
Dasar perhitungan adalah garis lurus, namun dengan metode ini hanya terdapat suatu perkiraan akumulasi penyusutan, karena perkiraan akumulasi penyusutan milik semua aktiva maka , tidak dihubungkan kepada aktiva secara individu dengan demikian nilai baku tidak dapat dihitung untuk aktiva tetap juga berbeda.
Composite deprection method adalah suatu metode penyusutan yang diperhitungkan sama dengan metode penyusutan kelompok tetentu, aktiva yang diperhitungkan sama dengan metode peyusutan kelompok tertentu, aktiva yang disusutkan terdiri dari aktiva yang tidak sejenis, kemudian umur ekonomisnya juga berbeda.
Tarif penyusutan setiap periode dapat dihitung dengan cara membagi jumlah penyusutan periodik seluruh aktiva tetap yang dinyatakan dalam presentase, sedangkan umur aktiva gabungan dihitung dengan cara membagi jumlah total dengan perolehan aktiva tetap dikurangi nilai sisa masing-masing aktiva tetap jumlah total penyusutan periodik total seluruh aktiva, dinyatakan dalam tahun.
2.3 Kerangka Berfikir














Keterangan :
X1 = Biaya penyusutan menggunakan metode saldo menurun
X2 = Biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus
X3 = Biaya penyusutan menggunakan metode angka tahun


2.4 Hipotesis
1 Untuk perumusan masalah yang pertama tidak di hipotesiskan, hanya menguraikan metode penyusutan aktiva yang digunakan.
2 H0 : = Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya penyusutan yang dihasilkan dengan menggunakan kebijakan metode penyusutan aktiva tetap saldo menurun, garis lurus, angka tahun pada. PT.Penyeberangan Munawar di Labuhan Lombok.
Ha : Diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya penyusutan dihasilkan dengan menggunakan kebijakan metode penyusutan aktiva tetap saldo menurun, garis lurus, angka tahun pada PT.Penyeberangan Munawar di Labuhan Lombok.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan metode komperatif, menurut Sugiyono (2008) adalah penelitian yang membandingkan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.
3.2 Teknik dan Alat Pengumpulan data
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan atau karyawan yang telah diberikan wewenang oleh pimpinan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan obyek penelitian dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian pada perusahaan tersebut dengan melakukan pecatatan secara tepat dan benar dari data yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan serta dapat mempelajari secara langsung keadaan perusahaan tersebut.
3. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang berkaitan dengan penelitian yang diteliti.

3.2.2 Alat Pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan alat MP4 record dengan teknik wawancara berupa pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya sesuai dengan permasalah yang diteliti yaitu evaluasi kebijakan metode penyusutan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan pada PT. Munawar.
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka, terdiri dari :
1. Jumlah aktiva tetap, kebijakan metode penyusutan yang ditetapkan oleh perusahaan 2004-2007.
2. Laporan laba atau rugi 31 desember selama 4 tahun yaitu 2004,2005,2006,2007.
3.3.2 Sumber Data
Menurut Nur Indrianto, dkk ( 2002 ) data sekunder, yaitu merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara. Berupa bukti catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan yang dibutuhkan selama melakukan penelitian. seperti jumlah aktiva tetap yang disusutkan, metode kebijakan penyusutan, dan laba/ rugi per 31 desember.


3.4 Variabel penelitian dan Definisi Oprasional Variabel
Identifikasi variabel penelitian Penyusutan aktiva tetap,
Indikator a. Metode saldo menurun
b. Garis lurus
c. Angka tahun
Klasifikasi variabel Variabel bebas metode penyusutan aktiva tetap
Definisi oprasional variabel 1. PSAK No. 17 ( 2002:16 ) Penyusutan aktiva tetap adalah alokasi sitematik jumlah yang didapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat. Pengertian metode penyusutan adalah sebagai berikut:
a.Metode saldo menurun merupakan presentase umur ekonomis terhadap nilai baku aktiva yang bersangkutan
b.Metode garis lurus merupakan selisih antara harga perolehan aktiva dan nilai residu dibagi dengan masa manfaat
c.Metode angka tahun merupakan mengalikan serangkaian pecahan masing-masing dengan nilai yang semakin kecil, dengan harga periode aktiva yang dapat disusutkan
2. Laba/Rugi adalah perbedaan antara revanue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut
Skala pengukuran Analisis dengan uji statistik one way anova
Instrumen Daftar aktiva tetap dan laba rugi selama 4 tahun

3.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.3.1 Analisa Data
Dengan menggunakan metode statistik ini, penulis akan mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan biaya penyusutan saat penggunaan metode penyusutan yang diterapkan perusahaan sebelumnya dengan metode alternatif yang lainnya.
Untuk itu penulis melakukan prosedur analisis data sebagai berikut :
1. Secara akuntansi, menentukan biaya yang dihasilkan metode yang digunakan dengan saldo menurun, garis lurus, dan angka tahun.
a. Menurut Zaki Baridwan (2000) Saldo Menurun
T =1 -
b. Menurut Soemarso (2002) dan Zaki Baridwan ( 2000 ) Metode garis lurus
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan – Nilai residu
Atau
D =

Keterangan :
D = Depresiasi/penyusutan
HP = Harga perolehan
n = Masa manfaat
NS = Nilai residu
c. Menurut Sofyan Safri Harahap (2002), Soemarso (2002 )Jumlah angka tahun adalah sebagai berikut :
Jumlah angka tahun =
Keterangan : n = Umur ekonomis
Atau
Biaya peyusutan = tarif Penyusutan x dasar penyusutan
Dasar penyusutan = HP-NS



3.5.2 Pengujian Hipotesis Statistik
1. Menentukan hipotesis nol dan alternatifnya
H0 : = Diduga tidak terdapat perbedaan signifikan antara biaya penyusutan dihasilkan dengan menggunakan kebijakan metode penyusutan aktiva tetap saldo menurun, garis lurus, angka tahun pada PT. Penyeberangan Munawar di Labuhan Lombok.
Ha : Diduga terdapat perbedaan yang signifikan biaya penyusutan dihasilkan dengan menggunakan kebijakan metode penyusutan aktiva tetap saldo menurun, garis lurus, angka tahun pada PT. Penyeberangan Munawar di Labuhan Lombok.
2. Secara Statistik menurut Sugiyono (2008), menentukan hipotesis perbedaan yang signifikan biaya yang dihasilkan dengan menggunkan saldo menurun, garis lurus, dan angka tahun dapat diukur dengan persamaan sebagai berikut.
a. JK tot = tot 2 -
b. JK ant = + -
JK dal = JK tot – JKant
c. MKant =
d. MK dal =
e. Fh =
Tabel 2 : Ringkasan Anova Hasil Perhitungan
Sumber Variasi dk Jumlah kuadrat MK Fh Ftab Keputusan
Total N-1 JK tot -

Lihat tabel untuk 5 % Fh > Ftab
Ha diterima
Antar kelompok m-1 JK ant MK ant
Dalam kelompok N-m JK dal MK dal
Dimana :
JK tot = Jumlah kuadrat total
JK ant = Jumlah kuadrat antar kelompok
JK dal = Jumlah kuadrat dalam kelompok
MK ant = Mean kuadrat antar kelompok
MK dal = Mean kuadrat dalam kelompok
n = Jumlah sampel
N = Jumlah seluruh sampel
m = Jumlah kelompok sampel
Fh = F hitung
X1 = Biaya penyusutan menggunakan metode saldo menurun
X2 = Biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus
X3 = Biaya penyusutan menggunakan metode angka tahun


BAB IV


HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan metode penelitian yang penulis tulis dalam bab sebelumnya dengan pengumpulan data baik dengan cara wawancara, observasi dan domkumentasi. Hasil yang dapat diperoleh penulis selama melakukan kegiatan pada perusahaan pada PT. Penyeberangan Munawar bahwa informasi yang penulis peroleh dari karyawan yang telah diberikan wewenang oleh pimpinan, perusahaan telah menggunakan metode penyusutan yakni saldo menurun. Kemudian untuk aktiva tetap pada perusahaan seperti bangunan kantor dan bangunan garasi terdapat nilai keusangan dalam aktiva tersebut oleh karena adanya nilai waktu menurun karena fungsi penggunaan. Melihat beberapa faktor penting yang menyarankan dan harus diperhatikan dalam memilih metode penyusutan yang terdapat pada bab sebelumnya, berdasar hasil yang diperoleh peneliti dari tinjauan atas aktiva tetap selama ini adalah sebagai berikut :
1. Hubungan antara penurunan nilai aktiva itu sendiri pada PT. Penyeberangan Munawar seperti bangunan nilai waktu menurun karena fungsi penggunaan dari aktiva tetap itu sendiri dan terdapatnya pengaruh keusangan dalam aktiva tersebut.
2. Pola biaya reparasi dan pemeliharaan untuk aktiva tetap kapal L-K 350 BRI Type-Fery Ro-Ro yakni semakin meningkat. Jenis reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud disini adalah cuci pantat kapal, sparepart, repair runing / perawatan dan suply kapal.
3. Perubahan pendapatan perusahaan terhadap penggunaan aktiva, pendapatan perusahaan menurun atau ketidakpastian mengenai pendapatan selama tahun-tahun belakangan.
4.1.1 Struktur
PT. PENYEBERANGAN MUNAWAR
PROSEDUR MANAJEMEN KESELAMATAN
KEBIJAKAN PERUSAHAAN

BAGAN ORGANISASI






















Sumber : Data skunder

Keterangan :
Menyatakan akses langsung antara kapal ( Nahkoda ) dan DPA dalam hal keselamatan dan perlindungan pencemaran lingkungan menurut ISM code.


4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Penyeberangan Munawar adalah perusahaan nasional yang bergerak dalam jasa angkutan penyeberangan yang menggunakan keselamatan dan kualitas pelayanan bagi pelanggan. Untuk mencapai hal tersebut telah menentukan arah dan tujuan perusahaan yang dipokuskan pada pemenuhan kebutuahan pelanggan, kebijakan perusahaan dalalam prosedur yang dibuat untuk mencapai pengoprasional kapal yang efektif, efisiensi, aman bagi manusia, kapal dan barang makin berpartisipasi dalam mendukung mencegah populasi lingkungan.
PT. Penyeberangan Munawar dituntut untuk menjamin pelayanan dengan standar keselamatan yang tinggi dan dapat diandalkan, dengan demikian PT. Penyeberangan dapat tetap bersaing dengan perusahaan pelayaran lain. Selama bertahun-tahun PT. Penyeberangan Munawar telah mengembangkan reputasinya dibidang keselamatan pelanggan, hal ini merupakan pengewajantahan dari kebijakan dan standar perusahaan.
Saat ini perusahaan mengoprasikan kapal yang didukung oleh suatu tim keselamatan di darat, DPA yang bertanggung jawab atas oprasional kapal dengan memperhatikan agar aspek keselamatan kapal dan perlindungan terhadap lingkungan menjadi prioritas utama disamping aspek komersial lainnya.
Sistem manajemen keselamatan PT. Penyeberangan Munawar dibuat dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan IMO dan pemerintah RI Cq. Direktorat Jendral Perhubungan Laut tentang sistem manajemen keselamatan kapal dan perlindungan lingkungan ( ISM. Code).

4.1.3 Deskripsi Data
Tabel 3 : Daftar Aktiva Tetap Perusahaan Pada PT. Penyeberangan Munwar

No Nama Tahun perolehan
I TANAH 1992
II BANGUNAN
1 Bangunan kantor 1992
2 Bangunan Garasi/ Gudang 1992
III KAPAL
1 Kapal L-K 350 BRI Type Fery Ro-Ro 1992
IV KENDARAAN
1 Kendaraan kijang 2002
Kendaraan kijang 2006
2 Honda Grand Astra 1992
V INVENTARIS KANTOR
1 Alat-alat Kerja Kantor 1992
2 Peralatan Dapur 1992
3 Perlengkapan Kapal 1992
4 Peralatan Dapur 1998
5 Perlengkapan Kapal 1998
6 Alat-alat Kerja Kantor 1999
7 Peralatan Dapur 1999
8 Perlengkapan Kapal 1999
9 Perlengkapan Kapal 2000
10 Alat-alat Kerja Kantor 2000
11 Peralatan Dapur 2000
12 Peralatan Dapur 2001
13 Perlengkapan Kapal 2001
14 Alat-alat Kerja Kantor 2001
15 Alat-alat Kerja Kantor 2002
16 Perlengkapan Kapal 2002
17 Peralatan Dapur 2002
18 Biaya Peralatan Dapur
19 Biaya Pemeliharaan Alat Kerja Kantor
20 Biaya Kesehatan ABK
21 Tambahan inventaris Alat Kerja Kantor 2005
22 Tambahan inventaris Perlengkapan Kapal 2006
Sumber : Data Skunder
PT. Penyeberangan Munawar mengidentifikasikan aktiva tetap sebagai aktiva tetap berwujud yang telah diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun dahulu serta dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam operasi normal perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Pada tabel 3 diatas merupakan kebijakan yang telah diambil perusahaan sebagai daftar aktiva tetap yang tercatat dalam laporan keuangan selama periode berjalan. Dari daftar aktiva tetap tersebut, yakni biaya kesahatan ABK merupakan bukan klasifikasi aktiva tetap, oleh karena itu penulis menganjurkan untuk membebankannya dalam pos laba rugi. Sedangkan biaya peralatan dapur dan biaya pemeliharaan alat-alat kerja kantor pada perusahaan ini telah menetapkan kebijakan tersebut untuk dikapitalisasi/ditangguhkan kedalam alokasi pembebanan biaya penyusutan, Namun penulis menyarankan bahwa pengeluaran biaya peralatan dapur dan pemeliharaan alat-alat kerja kantor hendaknya dianggap sebagai revenue expenditure, hal ini didasarkan pada landasan teori yang telah penulis tulis pada bab II, bahwa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memelihara aktiva tetap tidak menambah harga pokok aktiva itu sendiri, hanya mempunyai manfaat pada periode berjalan dan tidak menambah umur aktiva pengeluaran ini termasuk revenue expenditure. Jadi, pengeluaran ini harus dibebankan diperkiraan keperkiraan laba-rugi.
Berikut ini adalah cara yang digunakan penulis untuk mempermudah dalam menganalisis dan membahas hasil penelitian ini, maka penulis akan menyajikan data yang akan digunakan sebagai input untuk dapat membuktikan permasalah yang ada sehingga nantinya dapat diketahui metode yang diterapkan terdapat atau tidaknya perbedaan yang signifikan diantara metode penyusutan sebelumnya yaitu saldo menurun dengan metode alternatif yaitu metode garis lurus dan angka tahun. Data tersebut antara lain berupa daftar aktiva tetap perusahaan, harga perolehan aktiva tetap, masa manfaat atau umur ekonomis, dan nilai residu.
4.1.4 Harga Perolehan Aktiva Tetap
Tabel 4 : Perolehan Aktiva Tetap Pada PT. Penyeberangan Munawar
No Nama Tahun
Perolehan Harga Perolehan
(Rp)
I TANAH 1992 29,250,000.00
Jumlah 29,250,000.00
II
1
2
BANGUNAN
Bangunan kantor
Bangunan Garasi/ Gudang
1992
1992

18,018,000.00
4,582,000.00
Jumlah 22,600,000.00
III
1
KAPAL
Kapal L-K 350 BRI Type Fery Ro-Ro
1992

1,999,665,081.00
Jumlah 1,999,665,081.00
IV
1
2
KENDARAAN
Kendaraan kijang
kendaraan kijang
Honda Grand Astra

2002
2006
1992

85,000,000.00
130,000,000.00
4,195,000.00

jumlah 219,195,000.00
V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19 INVENTARIS KANTOR
Alat-alat Kerja Kantor
Peralatan Dapur
Perlengkapan Kapal
Peralatan Dapur
Perlengkapan Kapal
Alat-alat Kerja Kantor
Peralatan Dapur
Perlengkapan Kapal
Perlengkapan Kapal
Alat-alat Kerja Kantor
Peralatan Dapur
Peralatan Dapur
Perlengkapan Kapal
Alat-alat Kerja Kantor
Alat-alat Kerja Kantor
Perlengkapan Kapal
Peralatan Dapur
Tambahan invetaris alat kerja kantor
Tambahan invetaris perlengkapan kapal
1992
1992
1992
1998
1998
1999
1999
1999
2000
2000
2000
2001
2001
2001
2002
2002
2002
2005
2006
17,705,225.00
515,150.00
3,619,200.00
293,200.00
3,763,000.00
1,710,000.00
539,500.00
10,382,900.00
12,039,500.00
5,654,800.00
420,000.00
628,000.00
21,883,200.00
15,424,000.00
2,755,250.00
17,311,250.00
150,000.00
9,997,500.00
30,995,000.00
Sumber : Data skunder
4.1.5 Masa Manfaat atau Umur Ekonomis Aktiva Tetap Pada Perusahaan PT. Penyeberangan Munawar

Tabel 5. Umur Ekonomis

No Nama Gol Umur ekonomis
I TANAH
II BANGUNAN
1 Bangunan kantor IV 20 Thn
2 Bangunan Garasi/ Gudang IV 20 Thn
III KAPAL
1 Kapal L-K 350 BRI Type Fery Ro-Ro III 30 Thn
IV KENDARAAN
1 Kendaraan kijang II 4 Thn
Kendaraan kijang II 4 Thn
2 Honda Grand Astra II 14 Thn
V INVENTARIS KANTOR
1 Alat-alat Kerja Kantor I 13 Thn
2 Peralatan Dapur I 13 Thn
3 Perlengkapan Kapal I 13 Thn
4 Peralatan Dapur I 6 Thn
5 Perlengkapan Kapal I 6 Thn
6 Alat-alat Kerja Kantor I 5 Thn
7 Peralatan Dapur I 5 Thn
8 Perlengkapan Kapal I 5 Thn
9 Perlengkapan Kapal I 4 Thn
10 Alat-alat Kerja Kantor I 4 Thn
11 Peralatan Dapur I 4 Thn
12 Peralatan Dapur I 3 Thn
13 Perlengkapan Kapal I 3 Thn
14 Alat-alat Kerja Kantor I 3 Thn
15 Alat-alat Kerja Kantor I 2 Thn
16 Perlengkapan Kapal I 2 Thn
17 Peralatan Dapur I 2 Thn
18 Tambahan inventaris Alat Kerja Kantor I 3 Thn
19 Tambahan inventaris Perlengkapan Kapal I 2 Thn
Sumber :Data Skunder

Pada PT. Penyeberangan Munawar kebijakan taksiran masa manfaat atas aktiva tetap yang dimiliki oleh masing-masing aktiva tetap seperti bangunan kantor dan bangunan garasi atau gudang mempunyai masa taksiran 20 tahun. Kemudian untuk aktiva seperti Kapal L-K BRI Type Ro-Ro mempunyai taksiran 30 tahun, sedangkan untuk aktiva kendaraan kijang mempunyai taksiran 4 tahun dan honda grand astra mempunyai taksiran 13 tahun. Dan untuk aktiva inventaris kantor, taksiran umur ekonomis untuk jenis aktiva seperti alat-alat kerja kantor tahun perolehan 1992 taksiran umur ekonomis 13 tahun, peralatan dapur tahun perolehan 1992 taksiran umur ekonomis 13, perlengkapan kapal tahun perolehan 1992 takiran umur ekonomis 13 tahun, peralatan dapur tahun perolehan 1998 taksiran umur ekonomis 6 tahun, perlengkapan kapal tahun perolehan 1998 taksiran umur ekonomis 6 tahun, alat kerja kantor tahun perolehan 1999 taksiran umur ekonomis 5 tahun, peralatan dapur tahun perolehan 1999 taksiran umur ekonomis 5 tahun, perlengkapan kapal tahun perolehan 2000 taksiran umur ekonomis 4 tahun, alat-alat kerja kantor tahun perolehan 2000 taksiran umur ekonomis 4 tahun, peralatan dapur tahun perolehan 2000 taksiran umur ekonomis 4 tahun, peralatan dapur tahun perolehan 2001 taksiran umur ekonomis 3 tahun, perlengkapan kapal tahun perolehan 2001 taksiran umur ekonomis 3 tahun, alat-alat kerja kantor tahun perolehan 2001 taksiran umur ekonomis 3 tahun, alat-alat kerja kantor tahun perolehan 2002 taksiran umur ekonomis 2 tahun, perlengkapan kapal tahun perolehan 2002 taksiran umur ekonomis 2 tahun, pelatan dapur tahun perolehan 2002 taksiran umur ekonomis 2 tahun, tambahan inventaris alat kerja kantor tahun perolehan 2005 taksiran umur ekonomis 3 tahun, tambahan invetaris perlengkapan kapal tahun perolehan 2006 takisran umur ekonomis 2 tahun.
4.1.6 Nilai Residu
Taksiran nilai residu didasarkan dengan nilai yang telah ditentukan oleh perusahaan, nilai residu ini merupakan salah satu faktor dalam mentukan nilai biaya penyusutan suatu aktiva. Sesuai dengan maksud peneliti yaitu ingin menganalisa besarnya penyusutan menggunakan saldo menurun, metode garis lurus dan angka tahun. Sehingga penulis dapat memperoleh nilai residu pada PT. Penyeberangan Munawar yaitu untuk aktiva tetap tanah tidak terdapat nilai sisa , hal ini merupakan jenis aktiva ini tidak dapat disusutkan. Sedangkan jenis aktiva yang lain disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 6 : Nilai Residu Aktiva Tetap Perusahaan Pada PT. Penyeberangan Munawar

No Nama Aktiva Nilai Residu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 Bangunan kantor
Bangunan garasi/gudang
Kapal L – K 350 BRI Ro-Ro
Kendaraan kijang
Kendaraan kijang
Honda grand asta
Alat-alat Kerja Kantor
Peralatan Dapur
Perlengkapan Kapal
Peralatan Dapur
Perlengkapan Kapal
Alat-alat Kerja Kantor
Peralatan Dapur
Perlengkapan Kapal
Perlengkapan Kapal
Alat-alat Kerja Kantor
Peralatan Dapur
Peralatan Dapur
Perlengkapan Kapal
Alat-alat Kerja Kantor
Alat-alat Kerja Kantor
Perlengkapan Kapal
Peralatan Dapur
Tambahan Inventaris alat kerja kantor
Tambahan inventaris perlengkapan kapal Rp 6,459,199.35
Rp 1,642,582.60 Rp 84,439,863.00
Rp 57,109,375.00
Rp 41,132,812.50
Rp 1,280.21
Rp 61,487.53
Rp 592.92
Rp 25,198.82
Rp 4,585.93
Rp 58,796.87
Rp 53,437.50
Rp 16,859.37
Rp 324,778.12
Rp 752,468.75
Rp 353,425.00
Rp 26,250.00
Rp 78,500.00
Rp 2,735.400.00
Rp 1,928,000.00
Rp 688,812.50
Rp 4,327,812.50
Rp 37,500.00
Rp 1,249,668.00
Rp 7,748,750.00
Sumber : Data skunder
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Data Kuantitatif
4.2.2 Analisis Perhitungan Biaya Penyusutan Saldo Menurun Perusahaan

Analisis data merupakan suatu proses analisa yang dilakukan secara sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dan dideskripsikan dengan tujuan mengetahui jawaban terhadap permasalahan, untuk lebih jelasnya dalam tabel dibawah ini akan disajikan data jumlah biaya penyusutan pada perusahaan PT. Penyeberangan Munawar per 31 desember tahun 2004-2007.
Tabel 7 : Data Perhitungan Biaya Penyusutan Saldo Menurun Perusahaan Tahun 2004

No Nama
Aktiva Biaya Penyusutan
( Rp )
1 Tanah -
2 Bangunan :
-Bangunan Kantor
-Bangunan Garasi/gudang
436,373.44
110,970.31
3 Kapal :
-Kapal L-K 350 BRI type ferry Ro-Ro
110,232,385.69
4 Kendaraan :
-Kendaraan Kijang 2002
-Kendaraan Kijang
-Honda Grand Astra
19,036,458.33

1,280.21
5 Inventaris Kantor :
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Alat-alat Kerja Kantor
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Biaya Peralatan dapur
-Biaya Pemeliharaan alat-alat kerja kantor
-Biaya kesehatan ABK
61,487.53
592.92
25,198.82
4,585.94
58,796.87
53,437.50
16,859.38
324,778.13
752,468.75
353,425.00
26,250.00 78,500.00
2,735,400.00
1,928,000.00
688,812.50
4,327,812.50
37,500.00
4,008,750.00
7,361,625.00
5,625,500.00
Jumlah 158,287,248.82
Sumber : Data Skunder

Dari tabel di atas terlihat bahwa biaya penyusutan yang dihasilkan perhitungan biaya penyusutan saldo menurun oleh perusahaan sebesar Rp 158,287,248.82 berdasarkan lampiran 4 biaya penyusutan dengan metode penyusutan yang dihasilkan oleh peneliti mengalami penurunan biaya Rp 80,066,629.88. Jadi perbedaan selisih dari perhitungan antara perusahaan dengan peneliti adalah sebesar Rp 78,280.619. Dalam perhitungan yang dilakukan, terdapat komponen biaya peralatan dan biaya pemeliharaan alat kerja kantor tidak dikapitalisir/ditangguhkan dalam biaya penyusutan, hal ini termasuk pengeluaran biaya atau revenue expenditure. Sedangkan untuk biaya kesehatan ABK penulis juga tidak mengkapitalisir/menangguhkan kedalam biaya penyusutan karena bukan merupakan klasifikasi aktiva tetap seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya.


Tabel 8 : Data Perhitungan Biaya Penyusutan Saldo Menurun Perusahaan Tahun 2005

No Nama
Aktiva Biaya Penyusutan
(Rp)
1 Tanah -
2 Bangunan :
-Bangunan Kantor
-Bangunan Garasi/gudang
392,736.00
99,873.00
3 Kapal :
-Kapal L-K 350 BRI type ferry Ro-Ro
91,937,993.00
4 Kendaraan :
-Kendaraan Kijang 2002
-Honda Grand Astra
-
-
5 Inventaris Kantor :
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Alat-alat Kerja Kantor
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Biaya Peralatan dapur
-Biaya Pemeliharaan alat-alat kerja kantor
-Biaya kesehatan ABK
-Tambahan inventaris alat kerja kantor
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,752,084.00
Jumlah 96,182,686.00
Sumber : Data Skunder

Perhitungan biaya penyusutan saldo menurun pada tahun 2005 pada tabel 8 diatas ini terlihat bahwa besarnya biaya penyusutan yang dihasilkan perusahaan sebesar Rp 96,182,686.00, sedangkan besarnya biaya penyusutan yang dihasilkan penulis mengalami penurunan biaya sebesar Rp 51,147,603.50 besarnya biaya pada tahun ini dapat dilihat pada lampiran 5, Sehingga perbedaan selisih yang dihasilkan antara perusahaan dengan penulis sebesar Rp 45,035,083. Pada tahun ini berdasarkan masa ekonomis dari aktiva kendaraan kijang tahun perolehan 2002, honda garand astra 1992, dan jenis aktiva inventaris kantor seperti alat-alat kerja kantor tahun perolehan 1992,1999,2000,2001,2002, kemudian Peralatan dapur tahun perolehan 1992,1998,1999,2000,2001,2002, dan perlengkapan kapal tahun perolehan 1992,1998,1999,2000,2001 perusahaan pada PT. Penyeberangan Munawar sudah dihapuskan dengan kata lain bahwa tidak disusutkan.
Tabel 9 : Data Perhitungan Biaya Penyusutan Saldo Menurun Perusahaan Tahun 2006

No Nama
Aktiva Biaya Penyusutan
(Rp)
1 Tanah -
2 Bangunan :
-Bangunan Kantor
-Bangunan Garasi/gudang
373,099.00
94,880.00
3 Kapal :
-Kapal L-K 350 BRI type ferry Ro-Ro
79,367,318.00
4 Kendaraan :
-Kendaraan Kijang
-Kendaraan Kijang
-Honda Grand Astra
-
32,500,000.00
-
5 Inventaris Kantor :
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Alat-alat Kerja Kantor
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Biaya Peralatan dapur
-Biaya Pemeliharaan alat-alat kerja kantor
-Biaya kesehatan ABK
-Tambahan Inventaris alat kerja kantor
-Tambahan inventaris perlengkapan kapal
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,499,375.00
15,497,500.00
Jumlah 130,332,172.00
Sumber : Data Skunder

Sedangkan Perhitungan biaya penyusutan saldo menurun perusahaan dengan perhitungan biaya penyusutan saldo menurun peneliti pada tahun 2006 ini hasil besarnya biaya penyusutan saldo yang dihasilkan perusahaan sebesar Rp 130,332,172.00 besarnya biaya ini dapat dilihat pada lampiran 6 dan besarnya biaya penyusutan yang dihasilkan saldo menurun penulis mengalami penurunan biaya sebesar Rp 96,616,724.01. sehingga selisih biaya penyusutan yang dihasilkan perusahaan dan penulis sebesar Rp 33,715,447.99
Tabel 10 : Data Perhitungan Biaya Penyusutan Saldo Menurun Perusahaan Tahun 2007

No Nama
Aktiva Biaya Penyusutan
(Rp)
1 Tanah -
2 Bangunan :
-Bangunan Kantor
-Bangunan Garasi/gudang
354,444.00
90,136.00
3 Kapal :
-Kapal L-K 350 BRI type ferry Ro-Ro
71,430,586.00
4 Kendaraan :
-Kendaraan Kijang
-Kendaraan Kijang
-Honda Grand Astra
-
24,375,000.00
-
5 Inventaris Kantor :
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Alat-alat Kerja Kantor
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Biaya Peralatan dapur
-Biaya Pemeliharaan alat-alat kerja kantor
-Biaya kesehatan ABK
-Tambahan Inventaris alat kerja kantor
-Tambahan inventaris perlengkapan kapal
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,249,688.00
7,748,750.00
Jumlah 105,248,604.00
Sumber : Data Skunder

Sedangkan pada tabel 10 Perhitungan biaya penyusutan saldo menurun perusahaan dengan perhitungan biaya penyusutan saldo menurun peneliti pada tahun 2007 ini biaya penyusutan saldo menurun perusahaan sebesar Rp 105,248,604.00 besarnya biaya ini dapat dilihat pada lampiran 7 dan biaya penyusutan saldo menurun yang dihasilkan penulis mengalami penurunan biaya sebesar Rp 74,908,856.03. Sehingga selisih biaya penyusutan yang dihasilkan sebesar Rp 30,339,747.97.


4.2.3 Analisis Perhitungan Biaya Penyusutan Saldo Menurun, Garis Lurus, dan Angka Tahun 2004 – 2007

Teknik ini digunakan untuk membantu menganalisis besarnya biaya penyusutan yang dihasilkan oleh penggunaan ke tiga metode penyusutan.
Tabel 11 : Nilai Perhitungan Biaya Penyusutan Peneliti Pada Tahun 2004

No Nama
Aktiva Tahun 2004
Metode saldo menurun
( Rp ) Tahun 2004
Metode garis lurus
( Rp ) Tahun 2004 Metode angka tahun
( Rp )
1 Tanah - - -
2 Bangunan :
-Bangunan Kantor
-Bangunan Garasi/gudang
486,810.40
123,797.00
557,940.03
146,970.87
440,335.26
111,978.00
3 Kapal :
-Kapal L-K 350 BRI type ferry Ro-Ro
56,257,748.92
63,840,840.60
74,137,750.37
4 Kendaraan :
-Kendaraan Kijang
-Kendaraan Kijang
-Honda Grand Astra
11,764,843.12

1,116.87
14,111,328.25

322,593.83
11,289,062.60

46,084.83
5 Inventaris Kantor :
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Alat-alat Kerja Kantor
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
33,630.05
403.55
11,653.39
4,585.94
58,796.88
53,437.50
16,859.38
324,778.13
752,468.75
353,425.00
26,250.00
78,500.00
2,735,400.00
1,928,000.00
688,812.50
4,327,812.50
37,500.00
1,357,210.57
39,581.31
276,461.63
48,152.34
617,367.19
331,312.50
104,528.130
2,013,624.38
2,821,757.81
1,325,343.75
98,437.50
183,166.67
6,382,600.00
4,498,666.67
1,033,218.75
6,491,718.75
56,250.00
33,630.05
5,564.47
39,494.52
13,757.81
176,390.63
110,437.50
34,842.71
671,208.13
1,128,703.13
530,137.50
39,375.00
91,583.33
3,191,300.00
2,249,333.33
688,812.50
4,327,812.50
37,500.00
Jumlah 80,066,629.88 106,659,071.53 99,395,094.17
Sumber : Lampiran Perhitungan Biaya Metode Penyusutan Saldo Menurun, Garis Lurus, Angka Tahun.

Pada tabel 11 ini dapat dilihat bahwa besarnya biaya yang dihasilkan dari penggunaan ke tiga metode penyusutan yang digunakan perusahaan denga metode penyusutan alternatif yaitu biaya metode penyusutan saldo menurun, biaya yang dihasilkan dari penggunaan metode ini sebesar Rp 80,066,629.88. Sedangkan biaya metode garis lurus yang dihasilkan Rp 106,659,071.53 dan biaya metode penyusutan yang dihasilkan sebesar Rp 99,395,094.17. Biaya yang dihasilkan dari penggunaan ketiga metode ini didasarkan pada perhitungan yang telah penulis lakukan dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan saldo menurun, garis lurus, dan angka tahun. Penjelasan sumber biaya tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk jenis aktiva tetap bangunan kantor biaya penyusutan tahun 2004 saldo menurun Rp 486,810.40, Garis lurus Rp 557,940.03, dan angka tahun Rp 440,335.26. Biaya dari penggunaan ke tiga metode ini diperoleh pada tahun ke 13 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1992-2004. bangunan garasi/ gudang biaya penyusutan tahun 2004 saldo menurun Rp 123,797.00, Garis lurus Rp 146,970.87, dan angka tahun Rp111,978.00. Biaya dari penggunaan ke tiga metode ini diperoleh pada tahun ke 13 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1992-2004.
2. Akiva tetap Kapal L-K 350 BRI Type Ferry Ro-Ro biaya penyusutan tahun 2004 saldo menurun Rp 56,257,748.92 , Garis lurus Rp 63,840,840.60, dan angka tahun Rp 74,137,750.37. Biaya dari penggunaan ke tiga metode ini diperoleh pada tahun ke 13 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1992-2004.
3. Aktiva tetap kendaraan kijang saldo menurun Rp11,764,843.12, Garis lurus Rp14,111,328.25, dan angka tahun Rp11,289,062.60. Biaya dari penggunaan ke tiga metode ini diperoleh pada tahun ke 3 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 2002-2004.
4. Aktiva tetap kendaraan honda grand astra tahun perolehan 1992 saldo menurun Rp 1,116.87, Garis lurus Rp 322,593.83, dan angka tahun Rp 46,084.83. Biaya dari penggunaan ke tiga metode ini diperoleh pada tahun ke 13 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1992-2004.
5. Aktiva tetap inventaris kantor seperti alat-alat kerja kantor biaya penyusutan saldo menurun Rp 33,630.05 penyusutan garis lurus Rp 1,357,210.57 dan angka tahun Rp 33,630.05. Biaya dari penggunaan ke tiga metode ini diperoleh pada tahun ke 13 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1992-2004. Alat-alat kerja kantor saldo menurun Rp 53,437.50 penyusutan garis lurus Rp 331,312.50 dan angka tahun Rp 110,437.50 . Biaya dari penggunaan ke tiga metode ini diperoleh pada tahun ke 5 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1999-2004. Alat-alat kerja kantor besarnya biaya penyusutan saldo menurun Rp 353,425.00, garis lurus Rp 1,325,343.75 dan angka tahun 530,137.50 Biaya dari penggunaan ke tiga metode ini diperoleh pada tahun ke 4 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 2000-2004. Alat-alat kerja kantor besarnya biaya penyusutan saldo menurun Rp1,928,000.00, garis lurus Rp 4,498,666.67 Rp dan angka tahun Rp 2,249,333.33 . Biaya dari penggunaan ke tiga metode ini diperoleh pada tahun ke 3 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 2001-2004. Alat-alat kerja kantor besarnya biaya penyusutan saldo menurun Rp 688,812.50, garis lurus Rp 1,033,218.75 dan angka tahun Rp 688,812.50. Biaya dari penggunaan ke tiga metode ini diperoleh pada tahun ke 1 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 2002-2004.
6. Jenis aktiva tetap inventaris kantor yakni peralatan dapur biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp 403.55, garis lurus Rp 39,581.31 angka tahun Rp 5,564.47. Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun 13 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1992-2004. Peralatan dapur biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp 4,585.94 , garis lurus Rp 48,152.34 angka tahun Rp 13,757.81 .Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 6 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1998-2004. Peralatan dapur biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp 16,859.38 , garis lurus Rp 104,528.130 angka tahun Rp 34,842.71. Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 5 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1999-2004 .Peralatan dapur biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp 26,250.00 , garis lurus Rp 98,437.50 angka tahun Rp39,375.00 . Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 4 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 2000-2004 . Peralatan dapur biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp 78,500.00, garis lurus Rp 183,166.67 angka tahun Rp 91,583.33 . Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 3 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 2001-2004 . Peralatan dapur biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp37,500.00, garis lurus Rp56,250.00 angka tahun Rp. 37,500.00. Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 2 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 2002-2004 .
7. Sedangkan jenis aktiva inventaris kantor perlengkapan kapal biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp11,653.39, garis lurus Rp 276,461.63, angka tahun Rp 39,494.52. Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 13 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1992-2004 . Perlengkapan kapal biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp58,796.88 , garis lurus Rp 617,367.19, angka tahun Rp176,390.63. Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 6 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1998-2004. Perlengkapan kapal biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp 324,778.13, garis lurus Rp 2,013,624.38 , angka tahun Rp 39,375.00. Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 5 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 1999-2004 . Perlengkapan kapal biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp 752,468.75 , garis lurus Rp 2,821,757.81 , angka tahun Rp 1,128,703.13. Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 4 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 2000-2004 . Perlengkapan kapal biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp 2,735,400.00 , garis lurus Rp 6,382,600.00 , angka tahun Rp 3,191,300.00 . Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 3 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 2001-2004. Perlengkapan kapal biaya yang dihasilkan saldo menurun sebesar Rp 4,327,812.50, garis lurus Rp 6,491,718.75, angka tahun Rp 4,327,812.50. Biaya yang diperoleh dari pengunaan ke tiga metode penyusutan diperoleh pada tahun ke 2 dalam lampiran perhitungan biaya penyusutan yakni dari 2002-2004.
Tabel 12 : Nilai Perhitungan Biaya Penyusutan Peneliti Pada Tahun 2005

No Nama
Aktiva Tahun 2005
Metode saldo menurun
(Rp) Tahun 2005
Metode garis lurus
(Rp) Tahun 2005 Metode angka tahun
(Rp)
1 Tanah - - -
2 Bangunan :
-Bangunan Kantor
-Bangunan Garasi/gudang
462,469.88
117,607
557,940.03
146,970.87
385,293.36
97,981

3 Kapal :
-Kapal L-K 350 BRI type ferry Ro-Ro
45,568,776.62
63,840,840.60
70,018,986.46

4 Kendaraan :
-Kendaraan Kijang
-Kendaraan Kijang
-Honda Grand Astra
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5 Inventaris Kantor :
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Alat-alat Kerja Kantor
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Tambahan inventaris alat kerja kantor
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,998,750.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,915,937.33
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,373,906.00
Jumlah 51,147,603.50 67,461,688.83 74,876,166.82
Sumber : Lampiran Perhitungan Biaya Metode Penyusutan Saldo Menurun, Garis Lurus, Angka Tahun.

Sedangkan pada tabel 12 di atas ini berdasarkan alat analisis yang penulis tulis pada bab sebelumnya hasil yang dapat diperoleh dari alat anaisis tersebut yaitu pada tabel perhitungan metode biaya penyusutan saldo menurun, garis lurus, dan angka tahun pada tahun 2005 dapat di jelaskan dengan rincian sebagai berikut ini yaitu :
1. Aktiva tetap bangunan kantor pada perusahaan, biaya yang dihasilkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp 462,469.88, garis lurus Rp 557,940.03, angka tahun Rp 385,293.36. Biaya yang dihasilkan dari ketiga metode penyusutan tersebut diperoleh pada tahun ke 14 dalam lampiran perhitungan metode penyusutan saldo menurun,garis lurus dan angka tahun. Sedangkan bangunan garasi/gudang biaya yang dihasilkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp 117,607, garis lurus Rp 146,970.87 , angka tahun Rp 97,981 . Biaya yang dihasilkan dari ketiga metode penyusutan tersebut diperoleh pada tahun ke 14 dalam lampiran perhitungan metode penyusutan saldo menurun,garis lurus dan angka tahun.
2. Kapal L-K 350 BRI Type Ferry Ro-Ro biaya yang dihasilkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp 45,568,776.62, garis lurus Rp 63,840,840.60 , angka tahun Rp 385,293.36. Biaya yang dihasilkan dari ketiga metode penyusutan tersebut diperoleh pada tahun ke 14 dalam lampiran perhitungan metode penyusutan saldo menurun,garis lurus dan angka tahun.
3. Aktiva tetap yakni tambahan inventaris alat kerja kantor biaya yang dihasilkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp 4,998,750.00 garis lurus Rp 2,915,937.33 , angka tahun Rp 4,373,906.00. Biaya yang dihasilkan dari ketiga metode penyusutan tersebut diperoleh pada tahun ke 1 dalam lampiran perhitungan metode penyusutan saldo menurun,garis lurus dan angka tahun.
Tabel 13 : Nilai Perhitungan Biaya Penyusutan Peneliti Pada Tahun 2006

No Nama
Aktiva Tahun 2006
Metode saldo menurun
(Rp) Tahun 2006
Metode garis lurus
(Rp) Tahun 2006 Metode angka tahun
(Rp)
1 Tanah - - -
2 Bangunan :
-Bangunan Kantor
-Bangunan Garasi/gudang
439,346.39
111,726
557,940.03
146,970.87
330,251.45
83,983
3 Kapal :
-Kapal L-K 350 BRI type ferry Ro-Ro
45,568,776.62
63,840,840.60
65,900,222.55
4 Kendaraan :
-Kendaraan Kijang
-Kendaraan Kijang
-Honda Grand Astra
-
32,500,000.00
-

22,216,769.88

35,546,875.00
5 Inventaris Kantor :
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Alat-alat Kerja Kantor
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Tambahan Inventaris alat kerja kantor
-Tambahan inventaris perlengkapan kapal
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,499,375.00

15,497,500.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,915,937.33

11,623,125.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,915,937.33

15,497,500.00
Jumlah 96,616,724.01 101,301,583.71 120,274,769.33
Sumber : Lampiran Perhitungan Biaya Metode Penyusutan Saldo Menurun, Garis Lurus, Angka Tahun.

Berdasarkan tabel 13 dapat terlihat bahwa jumlah nilai biaya yang dihasilkan pada tahun 2006 oleh ke tiga metode penyusutan saldo menurun sebesar Rp 96,616,724.01, garis lurus Rp 101,301,583.71, angka tahun Rp 120,274,769.33. sedangkan rincian yang biaya penyusutan berdasarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
1. Aktiva tetap bangunan kantor pada perusahaan, biaya yang dihasilkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp439,346.39 , garis lurus Rp 557,940.03 , angka tahun Rp 330,251.45. Biaya yang dihasilkan dari ketiga metode penyusutan tersebut diperoleh pada tahun ke 15 dalam lampiran perhitungan metode penyusutan saldo menurun,garis lurus dan angka tahun. Sedangkan bangunan garasi/gudang biaya yang dihasilkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp111,726 , garis lurus Rp 146,970.87 , angka tahun Rp 83,983 . Biaya yang dihasilkan dari ketiga metode penyusutan tersebut diperoleh pada tahun ke 15 dalam lampiran perhitungan metode penyusutan saldo menurun,garis lurus dan angka tahun.
2. Kapal L-K 350 BRI Type Ferry Ro-Ro biaya yang dihasilkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp 45,568,776.62, garis lurus Rp 63,840,840.60 , angka tahun Rp 65,900,222.55. Biaya yang dihasilkan dari ketiga metode penyusutan tersebut diperoleh pada tahun ke 15 dalam lampiran perhitungan metode penyusutan saldo menurun,garis lurus dan angka tahun.
3. Aktiva tetap yakni tambahan inventaris alat kerja kantor biaya yang dihasilkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp2,499,375.00 garis lurus Rp2,915,937.33 , angka tahun Rp2,915,937.33 . Biaya yang dihasilkan dari ketiga metode penyusutan tersebut diperoleh pada tahun ke 2 dalam lampiran perhitungan metode penyusutan saldo menurun,garis lurus dan angka tahun. Dan tambahan inventaris perlengkapan kapal biaya yang dihasilkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp15,497,500.00, garis lurus Rp11,623,125.00, angka tahun Rp15,497,500.00. Biaya yang dihasilkan dari ketiga metode penyusutan tersebut diperoleh pada tahun ke 1 dalam lampiran perhitungan metode penyusutan saldo menurun,garis lurus dan angka tahun
Tabel 14 : Nilai Perhitungan Biaya Penyusutan Peneliti Pada Tahun 2007

No Nama
Aktiva Tahun 2007
Metode saldo menurun
(Rp) Tahun 2007
Metode garis lurus
(Rp) Tahun 2007 Metode angka tahun
(Rp)
1 Tanah - - -
2 Bangunan :
-Bangunan Kantor
-Bangunan Garasi/gudang
417,379.07
106,140
557,940.03
146,970.87
275,209.54
69,986
3 Kapal :
-Kapal L-K 350 BRI type ferry Ro-Ro
41,011,898.96
63,840,840.60
61,781,458.64
4 Kendaraan :
-Kendaraan Kijang
-Kendaraan Kijang
-Honda Grand Astra
-
24,375,000.00
-

22,216,769.88

26,660,156.25
5 Inventaris Kantor :
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Peralatan Dapur
-Peralatan Dapur
-Perlengkapan Kapal
-Alat-alat Kerja Kantor
-Alat-alat Kerja Kantor
-Perlengkapan Kapal
-Peralatan Dapur
-Tambahan Inventaris alat kerja kantor
-Tambahan inventaris perlengkapan kapal
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,249,688.00

7,748,750.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,915,645.75

11,573,625.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,457,968.67

7,748,750.00
Jumlah 74,908,856.03 101,251,792.13 97,993,529.10
Sumber : Lampiran Perhitungan Biaya Metode Penyusutan Saldo Menurun, Garis Lurus, Angka Tahun.

Dan pada tabel 14 diatas merupakan jumlah biaya yang dihasilkan pada tahun 2007 saldo menurun sebesar Rp 74,908,856.03, garis lurus Rp 101,251,792.13 dan angka tahun Rp 97,993,529.10.
4.2.4 Perhitungan Uji Hipotesis dengan Menggunakan Uji Statistik
Sesuai dengan tujuan peneliti yakni untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara biaya penyusutan yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan kebijakan metode penyusutan aktiva tetap saldo menurun, garis lurus, angka tahun, pada PT. Penyeberangan Munawar di Labuhan Lombok. Maka teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam hal ini adalah dengan uji statistik dengan analisis one way anova. Berdasarkan lampiran 3 kertas kerja perhitungan one way anova analisis diperoleh hasil ringkasan perhitungan dari pengguanaan maka diperoleh hasil pada tabel dibawah ini .
Tabel 15 : Tabel Ringkasan Anova Hasil Perhitungan
Sumber Variasi dk Jumlah kuadrat MK Fh Ftab Keputusan
Total 12-1
11 4,167,177,947,761,760.00 -

1.71

5% =

4.25



Fh < Ftab
Ho diterima
Antar kelompok 3-1
2 1,148,499,176,712,640.00 574,249,588,356,320.00
Dalam kelompok 12-3
9 3,018,678,771,049,120.00 335,408,752,338,791.00
Sumber : Analisis data diolah
Analisa diatas ini digunakan untuk mengetahui tingkat keyakinan ada tidaknya perbedaan signifikan dilihat dari penggunaan metode yang digunakan perusahaan dan metode alternatif lainnya .
Berdasarkan hasil perhitungan F test dapat diperoleh hasil F hitung sebesar 1.71 dan F tabel sebesar 4.25. Hal ini membuktikan bahwa secara uji statistik terlihat bahwa F hitung < F tabel maka hipotesis yang diterima adalah Ho.
4.2.5 Interprestasi Data
Sumber utama yang merupakan titik tolak ukur perusahaan pada PT. Penyeberangan Munawar adalah perolehan pendapatan dari aktiva tetap yakni kapal L-K BRI 350 Ferry Ro-Ro. Oleh karena adanya suatu aktiva ini perlu diadakan suatu analisis terhadap aktiva tersebut, terutama kebijakan yang dalam menentukan motode penyusutan aktiva tetap.
Adapun hasil berdasarkan alat analisis sebagai input dari pokok permasalahan yang pertama dan kedua dalam penulisan skripsi ini , maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Perhitungan saldo menurun aktiva tetap perusahaan sudah sesuai kecuali komponen biaya setelah perolehan seperti biaya peralatan dapur,biaya pemeliharaan alat kerja kantor dan biaya kesehatan ABK untuk tidak dikapitalisir atau ditangguhkan dalam biaya penyusutan karena merupakan revenue expenditure ( pengeluaran biaya) sehingga pembebanan biaya tersebut dimasukkan diperkiraan laba rugi. Jumlah biaya penyusutan yang dihasilkan perusahaan dengan saldo menurun tahun 2004 sebesar Rp 158,287,248.82, dengan saldo menurun penulis mengalami penurunan sebesar Rp 80,066,629.88 sehingga selisih Rp 78,280.619. biaya penyusutan yang dihasilkan perusahaan dengan saldo menurun tahun 2005 Rp 96,182,686.00 dengan saldo menurun penulis mengalami penurunan sebesar Rp 51,147,603.50 besarnya selisih Rp 45,035,083. biaya penyusutan yang dihasilkan perusahaan dengan saldo menurun tahun 2006 Rp 130,332,172.00 dengan saldo menurun penulis mengalami penurunan sebesar Rp 96,616,724.01 besarnya selisih Rp. 33,715,447.99. dan biaya penyusutan yang dihasilkan perusahaan dengan saldo menurun tahun 2007 Rp105,248,604.00 dengan saldo menurun penulis mengalami penurunan sebesar Rp74,908,856.03 besarnya selisih Rp. 30,339,747.97. Sedangkan Aktiva tetap seperti bangunan yang dimiliki terdapat adanya faktor keusangan, biaya reparasi dan pemeliharaan meningkat, dan perubahan pendapatan selama tahun 2004-2007.
2. Berdasarkan analisis secara statistik, hipotesis Ho diterima yakni tidak terdapat perbedaan yang signifikan biaya yang dihasilkan dengan kebijakan metode penyusutan saldo menurun perusahaan dengan metode penyusutan alternative yakni garis lurus dan angka tahun. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan F test dapat diperoleh hasil F hitung sebesar 1.71 dan F tabel sebesar 4.25. Hal ini membuktikan bahwa secara uji statistik terlihat bahwa F hitung < F tabel maka hipotesis yang diterima adalah Ho.



BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini maka penulis memberikan suatu kesimpulan dan saran. Kesimpulan beranjak dari apa yang penulis peroleh dari hasil analisa penelitian dan berusaha mengungkapkan sebagai mana adanya, disamping itu penulis juga mencoba memberikan saran yang kiranya dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh perusahaan dalam hal ini adalah perusahaan pada PT. Penyeberangan Munawar.
Adapun kesimpulan dan saran yang dimaksud adalah :
1.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian penulis terlihat kebijakan metode penyusutan saldo menurun yang digunakan perusahaan pada aktiva tetap yang dimiliki tepat untuk digunakan karena sesuai dengan kondisi perusahan pada saat ini. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara penurunan nilai aktiva itu sendiri pada PT. Penyeberangan Munawar seperti bangunan nilai waktu menurun karena fungsi penggunaan dari aktiva tetap itu sendiri dan terdapatnya pengaruh keusangan dalam aktiva tersebut.
Pola biaya reparasi dan pemeliharaan untuk aktiva tetap kapal L-K 350 BRI Type-Fery Ro-Ro yakni semakin meningkat. Jenis reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud disini adalah cuci pantat kapal, sparepart, repair runing / perawatan dan suply kapal.
Perubahan pendapatan perusahaan terhadap penggunaan aktiva pendapatan perusahaan menurun selama 2004-2007 dan ketidakpastian mengenai pendapatan selama tahun-tahun belakangan.
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik diperoleh nilai F hitung sebesar 1.71 sedangkan hasil yang diperoleh dari F tabel dengan dengan derajat kesalahan ( dk ) yang dipakai penulis adalah 5 % maka diperoleh nilai F tabel yaitu 4.25, (F hitung < F tabel). Dengan demikian Hipotesis Ho ditrima dan menolak Ha, dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode penyusutan yang diterapkan oleh perusahaan yakni saldo menurun dengan metode alternatif yaitu dengan metode garis lurus dan angka tahun.
1.2 Saran
Dengan memperhatikan hasil analisa dan kesimpulan maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Dengan kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan metode penyusutan didalam landasan teori pada bab sebelumnya, bahwa perusahaan pada PT. Penyeberangan Munawar diharapkan untuk tetap memperhatikan biaya yang terjadi setelah perolehan dengan kata lain biaya yang tergolong revenue expenditure dan capital expenditure termasuk nilai biaya aktiva tetapnya dan pola dari biaya reparasi dan pemeliharaan dari aktiva itu sendiri serta perubahan pendapatan terhadap penggunaan dari aktiva yang dimiliki.
2. Penulis menyarankan agar perusahaan untuk tetap menggunakan metode yang telah diterapkan sebelumnya yakni saldo menurun atau dengan metode alternatif yakni angka tahun, apabila perusahaan ingin menggunakan metode alternatif metode alternatif garis perlu untuk dipertimbangkan lagi. Hal ini dikarenakan bahwa penggunaan metode ini pada umumnya digunakan apabila pendapatan selalu meningkat dari tahun ketahun tidak terdapatnya pengaruh keusangan dalam aktiva dan alokasi biaya reparasi dan pemeliharaan relatif konstan.